Hasilsamping dari pengolahan minyak kacang tanah yaitu A. Bekatul B. Bihun C. Bungkil D. Susu Bekatul salah Iklan Jawaban 4.2 /5 143 Fai2302 A. Bekatul. Maaf ya klo salah ^_^ Jadi Jawabannya C.Bungkil thx haduhhh wibu wibu eh kalian jawabanya bnr apa nggak Lihat komentar lainnya Sedang mencari solusi jawaban IPS beserta langkah-langkahnya? Peanut is one of the sources of vegetable oil, the oil content is very high, less than 65% compared to copra which contains more or less 45% oil Sari, 2006. This study aims to analyze the value of oil yield, density, viscosity, water content, and acid number of peanut oil produced from groundnut seeds. Based on the research that has been used, the variable solvent volume varies from 400 to 600 mL, the extraction temperature variable used is 75oCand 80oC, and the time variable varies from 2- 4 hours. The resulting extraction is distilled using 80oC and 85oC temperatures to separate the oil from the solvent. This research was carried out by extracting sohklets using different solvents, ethanol and n-hexane. From the results of this study, the highest percentage of oil was with n-hexane solvent, density of gr / mL, viscosity of cP, moisture content of 6%, and acidity rate of 2 mg NaOH / gr of oil . Based on the research that has been done, it can be concluded that the volume of the solvent and the extraction time greatly affect the yield value of the oil produced, density, viscosity, moisture content, and acid number. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Desmarina / Chemical Engineering Journal Storage 1 1 Agustus 2021 29-41 29 Chemical Engineering Journal Storage 11 Agustus 2021 29-41 EKSTRAKSI MINYAK KACANG TANAH PEANUT OIL DENGAN PELARUT ETANOL DAN N-HEKSAN Desmarina, Syamsul Bahri, Zulnazri Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh, 24352, Aceh Utara, Indonesia. Email ABSTRAK Kacang tanah termasuk salah satu sumber minyak nabati, kandungan minyaknyasangat tinggi lebih kurang dari 65% dibanding kopra yang mengandung minyak lebih kurang 45% Sari, 2006. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai rendemen minyak, densitas, viskositas, kadar air, dan angka asam dari minyak kacang tanah yang dihasilkan dari biji kacang tanah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan digunakan variabel volume pelarut yang bervariasi yaitu 400–600 mL, variabel suhu ekstraksi yang digunakan adalah 75oC dan 80oC, serta variabel waktu yang bervariasi yaitu 2–4 jam. Hasil ekstraksi yang dihasilkan didistilasi dengan menggunakan suhu 80oCdan 85oCuntuk memisahkan minyak dari pelarutnya. Penelitian ini dilakukan dengan ekstraksi sohklet menggunakan pelarut yang berbeda beda yaitu etanol dan n-heksan. Dari hasil penelitian ini diperoleh persentase minyak yang tertinggi sebesar 58,29% dengan pelarut n-heksan, densitas sebesar 1,122 gr/mL, viskositas sebesar 0,1029 cP, kadar air sebesar 6%, dan angka asam sebesar 2 mg NaOH/gr minyak. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa volume pelarut dan lama waktu ekstraksi sangat mempengaruhi nilai rendemen minyak yang dihasilkan, densitas, viskositas, kadar air, dan angka asam. Kata kunci Ekstraksi, Minyak kacang Tanah, Etanol, n-Heksan, Volume, Waktu. ABSTRACT Peanut is one of the sources of vegetable oil, the oil content is very high, less than 65% compared to copra which contains more or less 45% oil Sari, 2006. This study aims to analyze the value of oil yield, density, viscosity, water content, and acid number of peanut oil produced from groundnut seeds. Based on the research that has been used, the variable solvent volume varies from 400 to 600 mL, the extraction temperature Desmarina / Chemical Engineering Journal Storage 1 1 Agustus 2021 29-41 30 variable used is 75oCand 80oC, and the time variable varies from 2- 4 hours. The resulting extraction is distilled using 80oC and 85oC temperatures to separate the oil from the solvent. This research was carried out by extracting sohklets using different solvents, ethanol and n-hexane. From the results of this study, the highest percentage of oil was with n-hexane solvent, density of gr / mL, viscosity of cP, moisture content of 6%, and acidity rate of 2 mg NaOH / gr of oil . Based on the research that has been done, it can be concluded that the volume of the solvent and the extraction time greatly affect the yield value of the oil produced, density, viscosity, moisture content, and acid number. Keywords Extraction, Peanut Oil, Ethanol, n-Hexane, Volume, Time. 1. PENDAHULUAN Tanaman kacang tanah Arachis hypogea merupakan tanaman polong-polongan atau lagune kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia dantermasukfamili tanah termasuk salah satu sumber minyak nabati, kandunganminyaknya sangat tinggi lebih kurangdari 65% dibanding kopra yangmengandung minyak lebih kurang 45% Sari, 2006. Sumarno 2000 menyatakanbahwa kacang tanah mengandung minyak sekitar 43%, Kacang tanah juga mengandung lemak 40-50%, protein 27%, karbohidrat 18%, dan vitamin Marzuki, 2009. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai rendemen minyak, densitas, viskositas, kadar air, dan angka asam dari minyak kacang tanah yang dihasilkan dari biji kacang tanah. Kacangtanah merupakan tanaman pangan berupa semak yangberasal dari AmerikaSelatan, tepatnyaberasal dari kali dilakukan olehorang Indian suku asli bangsa Amerika, di benuaAmerika penanamanberkembang yang dilakukan oleh pendatang dari tanah ini pertamakali masuk ke Indonesia pada awal abad 17, dibawa oleh pedagang Cina danPortugis. Nama lain dari kacang tanah adalah kacang una, kacang jebrol, kacangBandung, kacang Tuban dan kacang kole Susanto, 2008. Kedudukan tanaman kacangtanah dalam sistematika taksonomitumbuhan diklasifikasikan sebagaiberikut Kerajaan Plantae Divisio Magnoliophyta Kelas Magnoliopsida Ordo Fabales Familia Fabaceae Subfamilia Faboldeae Tribe Aeschynomeneae Genus Arachys Species A. Hypogea Nama Ilmiah Arachis hypogea Sumber Ketaren 1986. 31 Kacangtanah yangdibudidayakan di Indonesia ada duatipe, yaitu 1. Tipe tegak Jenis kacang ini tumbuh lurus sedikit miring ke atas, buahnya terdapatpada ruas-ruas dekat rumpun, umumnya pendek genjah dankemasakan buahnyaserentak Ketaren, 1986. 2. Tipe menjalar Jenis ini tumbuh kearah samping, batang utama berukuran panjang,buahnya terdapat pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanah danumumnyaberumuran panjang Ketaren, 1986. Minyak kacang tanah seperti minyak nabati lainnya merupakan salah satukebutuhan manusia, yang dipergunakan sebagai bahan pangan edible purposemaupun bahan non pangan non purpose. Sebagai bahan pangan, minyak kacangtanah antara lain dipergunakan untuk minyak goreng, bahan dasar pembuatanmargarine, salad dressing dan mentega putih shoertening. Sebagai bahan nonpangan, minyak kacang tanah banyak digunakan pada industri pembuatan sabun,face cream, shaving cream,pencuci rambut dan bahan kosmetik lainnya. Padabidang farmasi minyak kacang tanah dapat dipergunakan untuk campuran dalampembuatan adrenalin dan obat asma Ketaren, 1986. Tabel 1 Sifat fisika-kimia minyak kacang tanah sebelum dan sesudah dimurnikan. Bio-oil menpunyai standar warna hijau gelap sampai merah gelapmendekati hitam tergantung bahan danproses yang digunakan untukmendapatkan produk. Bio-oil tersusundari berbagai komponen kimia dari bahan-bahan kimia yang mudah menguap seperti formaldehid, asamasetat, fenol dananhydrosugar. Tabel 2 Standar Mutu Bio-oil Densitas gr/ml Viskositas cSt Titik Nyala oC Angka Keasaman gr NaOH/gr sampel 0,94-1,2 25-1000 40-110 102,9 Sumber Manopo Maya A, dkk 2013. 32 Bio-oil merupakan spesialisasi produk perawatan kulit, dapat membantumenyamarkan bekas luka, selulit stretchmarks, dan warna kulit tidak merata. Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan suatu senyawa dari campuran zat padat/cair menggunakan zat pelarut, proses ini sering dilakukan diberbagai dengan pelarut adalah pemisahan antar bagian suatu baha berdasarkan perbedaan sifat pelarut masing-masing bagian bahan terhadap pelarut yang digunakan 1987.Secara garis besar ada dua macam pemisahan Sari,2006 yaitu 1. Ekstraksi padat cair Digunakan untuk memisahkan zat yang dapat larut dari campurannyadengan zat padat yang tidak dapat larut, ekstraksi padat-cair disebut leaching. 2. Ekstraksi cair-cair Digunakan untuk memisahkan dua zat yang saling bercampur dengan menggunakan suatu pelarut yang melarutkan salah satu zat dalam campuran tersebut Sari, 2006. faktor yang harus diperhatikan dalam proses leaching Mc. Cabe, 1987 yaitu 1. Ukuran partikel Ukuran partikel dipengaruhi laju ekstraksi dalam beberapa hal, semakinkecil ukurannya maka semakin besar luas permukaan antara padat dan cair sehingga laju perpindahannya menjadi semakin besar atau jarak untuk berdifusi yang dialami oleh zat terlarut dalam padatan adalah kecil. 2. Zat terlarut Larutan yang akan dipakai sebagai pelarut merupakan pelarut pilihan yangterbaik dan viskositasnya harus cukup mudah agar dapat bersirkulasi dengan mudah. Biasanya zat pelarut murni akan dipakai pada awalnya, tetapi setelah proses ekstraksi konsentrasi zat terlarut akan naik dan laju ekstraksi turun. 3. Temperatur Ekstraksi akan lebih cepat dilakukan dengan temperatur tinggi, akan tetapi hal ini akan menyebabkan beberapa komponen yang terdapat didalam rempahakan mengalami kerusakan. Berdasarkan le chatalier ini dapat disimpulkan bahwakenaikan temperatur akan berpengaruh besar pada besarnya kelarutan. Kelarutan zat terlarut pada partikel yang diekstraksi didalam pelarut akan naik bersamaan dengan kenaikan temperatur untuk memberikan laju ekstraksi yang lebih tinggi. 4. Pengadukan fluida Pengadukan pada zat pelarut adalah penting karena akan menaikkan prosesdifusi sehingga kenaikan perpindahan material dari permukaan partikel ke zat pelarut. 2. METODOLOGI Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kacang tanah, n-heksan,etanol, indikator PP, NaOH, penelitian yang digunakan terdiri dari rangkaian alat ekstraksi dan distilasi, grinding mill, screen, piknometer, corong, gelas ukur, erlenmeyer, neraca analitik, oven, cawan penelitian ada 3 tahap, yaitu 1. Proses Pendahuluan 33 Kacang dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 105oC selama 6 yang telah dikeringkan digosok-gosok menggunakan tangansehingga kulit arinya lepas. Selanjutnya kacang ditampi sehingga kulit ariyang terlepas dapat terbuang dan diperoleh biji kacang kacang tanah diblender dan dilakukan pengayakan menggunakanayakan 20 mesh. Kemudian hasil ayakan dikeringkan lagi pada suhu 105oCselama 1 jam. 2. Proses Ekstraksi Biji kacang tanah yang telah diperkecil ukuran ditimbang sebanyak 100 gr lalu dibungkus dengan kertas saring kemudian dimasukkan kedalamtabung dengan volume bervariasi sebanyak 400 mL , 500 mL, dan 600 mLdimasukkan ke dalam labu alas ekstraksi dilakukan dengan waktu operasi selama 2 jam, 3 jam dan 4 jam dengan suhu ekstraksi dikeluarkan dari tabung sokhlet dan filtrat yang diperoleh kemudian dimasukkan kedalam labu destilasi, solven dipisahkan dengancara distilasi dengan suhu operasi 85 hasil distilasi lalu ditimbang untuk mengetahui hasil minyak dandisimpan untuk dilakukan kerja diatas diulangi kembali dengan menggunakan pelarut n-heksan pada suhu ekstraksi 75oC dan suhu distilasi 80oC. 3. Tahap Analisa a. Rendemen Minyak % Yield   b. Densitas Piknometer dengan volume 5 mL dimasukkan sampel sampai penuh, kemudian ditimbang dengan menggunakan neraca analitik, selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus Densitas =  c. Viskositas Viskometer Ostwald dikalibrasi dengan air untuk menentukan harga k. Dimasukkan sampel ke dalam dihisap hingga melewati batas atas dibiarkan mengalir ke bawah sampai melewati batas bawah alir sampel dari batas atas kebatas bawah diukur. Viskometer sampel dihitung dengan persamaan Sg sampel = densitas sampel / densitas air. μsampel = k x sg sampel x t d. Angka Asam Ditimbang5 gram minyakdimasukkan ke dalam erlenmmeyer danditambahkan 50 ml metanol 96%.Dipanaskan sampai mendidih sambil diaduk selama 10 dingin, ditambahkan 3 tetes indikator dengan NaOH 0,1 N sampaimembentuk warna merah muda yangtidak hilang selama 15 detik. AngkaAsam=  e. Kadar Air 34 Ditimbang cawan porselin yang telahdikeringkan dalam oven pada suhu105oC selama 30 5 gram sampel kedalam cawan didalam oven pada suhu 105oC selama 1 dalam desikator sampai suhu ruang lalu ulangi cara kerja nomor 3 dan 4 sampai bobot dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini Kadar air =  x 100% 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini digunakan pelarut etanol dan n-heksan, bahan yang diekstraksikan adalah biji kacang tanah. Minyak kacang tanah yang diekstraksikan dapat dimanfaatkan sebagai bahan non pangan yaitu sebagai bahan baku kosmetik. Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dilihat perbedaan antara rendemen minyak, densitas, viskositas, kadar air, dan angka asam yang dihasilkan. Kemudian dapat dilihat perbedaan pelarut antara etanol dan n-heksan serta jumlah pelarut yang digunakan. Perbandingan Volume Pelarut dan Waktu Ekstraksi Terhadap Rendemen Minyak Adapun grafik perbandingan volume pelarut dan waktu ekstraksi terhadap rendemen minyak kacang tanah dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar1grafik perbandingan volumepelarut dan waktu ekstraksi terhadaprendemen minyak kacang tanah.amenggunakan pelarut etanol,bmenggunakan pelarut n-heksan. Berdasarkan Gambar1 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu ekstraksi, rendemen minyak kacang tanah yang dihasilkan akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena waktu kontak antara pelarut dengan bahan yang akan diekstrak 010203040502 3 4Rendemen Minyak %Volume 400 mLVolume 500 mLVolume 600 mL0204060802 3 4Rendemen Minyak %Waktu JamVolume 400mLVolume 500mLVolume 600mL 35 semakin lama, dan laju difusi pelarut kedalam padatan menjadi lebih besar serta sirkulasi yang terjadi semakinbanyak menyebabkan rendemen minyak kacang tanah yang dihasilkan juga semakin besar. Selain itu,dapat dilihat juga bahwa semakin besar volume pelarut yang digunakan, maka rendemen minyak kacang tanah yang didapat juga semakin jenis pelarut juga mempengaruhi rendemen minyak yang dihasilkan. Dari Gambar1 juga dapat dilihat bahwa rendemen minyak kacang tanah yang didapat berkisar antara 15,92% – 58,29%. Rendemen minyak yang tertinggi diperoleh sebesar 58,29% dengan menggunakan pelarut n-heksan pada volume pelarut 600 mL dan waktu ekstraksi selama 4 jam. Rendemen minyak terendah diperoleh sebesar 15,92% dengan menggunakan pelarut etanol pada volume pelarut 400 mL dan waktu ekstraksi selama 2 jam. Hal ini dikarenakanekstraksi yang menggunakan pelarut n-heksan lebih baik digunakan untuk mengekstraksi dibandingkan pelarut n-heksan bersifat non polar dan mempunyai nilai indeks polaritas yang lebih tinggi dibandingkan etanol, sehingga mengakibatkan minyak yang terlarut didalam n-heksan lebih banyak. Maka minyak yang dihasilkan akan lebih banyak terambil dan minyak yang tertinggal didalam ampas kacang pun sedikit. Perbandingan Volume Pelarut dan Waktu Ekstraksi Terhadap Densitas Adapun grafik perbandingan volume pelarut dan waktu ekstraksi terhadap densitas minyak kacang tanah dapat dilihat pada Gambar2. Gambar 2 grafik perbandingan volume pelarut dan waktu ekstraksi terhadap densitas minyak kacang tanah. a menggunakan pelarut etanol, b menggunakan pelarut n-heksan. 3 4Densitas gr/mLWaktu JamVolume 400mLVolume 500mLVolume 3 4Desnitas gr/mLWaktu JamVolume400 mLVolume500 mL 36 Berdasarkan Gambar2 dapat dilihat bahwa berat jenis minyak meningkat seiring dengan peningkatan waktu ekstraksi, karena komponen-komponen yang mempunyai titik didih tinggi membutuhkan waktu yang lebih lama untuk terdistilasi jika dibandingkan dengan komponen-komponen bertitik didih rendah. Semakin lama waktu ekstraksi, maka akan terjadi peningkatan konsentrasi minyak yang disebabkan oleh semakin banyaknya akumulasi komponen-komponen kimia penyusun minyak, baik itu senyawa yang bertitik didih tinggi maupun bertitik didih rendah. Dari Gambar2 juga dapat dilihat bahwa semakin besar volume pelarut yang digunakan, maka berat jenis minyak kacang tanah yang dihasilkan akan semakin tinggi mendekati berat jenis minyak yang distandarkan. Hal ini disebabkan karena konsentrasi minyak kacang tanah semakin meningkat dengan adanya penambahan volume kemampuan pelarut menjadi lebih besar dalam mengekstrak biji kacang tanah menjadi minyak kacang penelitian ini nilai densitas yang diperoleh antara 0,834 – 1,268 gr/mL. Hasil terbaik yang didapatkan adalah pada volume 600 mL dengan waktu ekstraksi selama 4 jam menggunakan pelarut etanol, dimana densitas minyak yang dihasilkan yaitu 1,268 gr/mL. Perbandingan Volume Pelarut dan Waktu Ekstraksi Terhadap Viskositas Adapun grafik perbandingan volume pelarut dan waktu ekstraksi terhadap viskositas minyak kacang tanah dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar3 grafik perbandingan volume pelarut dan waktu ekstraksi terhadap viskositas minyak kacang tanah. a menggunakan pelarut etanol, b menggunakan pelarut n-heksan. Berdasarkan Gambar3 dapat dilihat bahwa kekentalan minyak meningkat seiring dengan peningkatan waktu ini berarti semakin cepat waktu yang 3 4Viskositas cPWaktu JamVolume 400mLVolume cPWaktu JamVolume 400mLVolume 500mLVolume 600mL 37 diperlukan fluida untuk mengalir, maka semakin rendah viskositas fluida sebaliknya, semakin lama waktu yang yang diperlukan oleh suatu fluida untuk mengalir, maka akan memiliki nilai viskositasyang lebih tinggi. Dari Gambar3 juga dapat dilihat bahwa semakin besar volume pelarut yang digunakan, maka nilai viskositas nya juga akan meningkat. Hal ini disebabkan karena viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Pada penelitian ini nilai viskositas yang diperoleh antara 0,0675–0,1164 cP. Hasil terbaik yang didapatkan adalah pada volume 600 mL dengan waktu esktraksi selama 4 jam menggunakan pelarut etanol, dimana viskositas minyak yang dihasilkan yaitu 0,1164 cP. Perbandingan Volume Pelarut dan Waktu Ekstraksi Terhadap Kadar Air Adapun grafik perbandingan volume pelarut dan waktu ekstraksi terhadap kadar air dalam minyak kacang tanah dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar4grafik perbandingan volume pelarut dan waktu ekstraksi terhadap kadar air minyak kacang tanah.amenggunakan pelarut etanol, b menggunakan pelarut n-heksan. Berdasarkan Gambar4 dapat dilihat bahwa kadar air menurun seiring bertambahnya waktu ekstraksi. Dapat dilihat juga bahwa semakin besar volume pelarut yang digunakan, maka semakin kecil nilai kadar air yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena nilai kadar air dalam minyak kacang sangat menentukan tingkat kemurnian minyak yang dihasilkan. Semakin tinggi kadar air yang dihasilkan, maka semakin rendah kemurnian minyak yang diperoleh. Hal ini dikarenakan adanya sejumlah air dalam minyak yang dapat menyebabkan terjadinya proses hidrolisis sehingga 0204060801002 3 4Kadar Air %Waktu JamVolume 400 mLVolume 500 mLVolume 600 mL05101520252 3 4Kadar Air %Volume 400 mLVolume 500 mLVolume 600 mL 38 mengakibatkan kerusakan minyak. Semakin tinggi kadar air suatu minyak, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya proses hidrolisis. Pada penelitian ini nilai kadar air yang diperoleh antara 6–86,6 %. Hasil terbaik yang didapatkan adalah pada volume 600 mL dengan waktu esktraksi selama 4 jam menggunakan pelarut n-heksan, dimana kadar air dalam minyak yang dihasilkan yaitu 6%. Perbandingan Volume Pelarut dan Waktu Ekstraksi Terhadap Angka Keasaman Adapun grafik perbandingan volume pelarut dan waktu ekstraksi terhadap angka asam minyak kacang tanah dapat dilihat pada Gambar5. Gambar 5 grafik perbandingan volume pelarut dan waktu ekstraksi terhadap angka asam minyak kacang tanah. a menggunakan pelarut etanol, b menggunakan pelarut n-heksan. Berdasarkan Gambar5 dapat dilihat bahwa angka asam minyak kacang tanah menurun seiring dengan peningkatan waktu angka asam berkaitan dengan kadar air yang ada dalam minyak kacang tanah. Semakin besar kadar air suatu minyak, maka semakin besar pula angka asam dalam minyak tersebut. Demikian juga sebaliknya, semakin kecil kadar air dalam suatu minyak, maka angka asam yang diproleh akan semakin kecil. Dari Gambar5 juga dapat dilihat bahwa semakin besar volume pelarut yang digunakan, maka angka asam yang diperoleh semakin kecil. Berdasarkan pertimbangan, semakin rendah bilangan asam suatu minyak, mutu akan semakin baik dan semakin tinggi bilangan asam yang dikandung dalam minyak, maka semakin tinggi tingkatkerusakan minyak. Pada penelitian ini nilai angka asam yang diperoleh antara 2–4,96 mg NaOH/gr minyak. Hasil terbaik yang didapatkan adalah pada volume 600 mL dengan waktu esktraksi selama 4 jam menggunakan pelarut n-heksan, dimana angka asam dalam minyak yang dihasilkan yaitu 2 mg NaOH/gr minyak. 02462 3 4Angka Asam mg NaOH/gr minyakWaktu JamVolume 400 mLVolume 500 mLVolume 600 mL0123234Angka Asam mg NaOH/gr minyakVolume 400 mLVolume 500 mLVolume 600 mL 39 GC-MS Minyak yang dianalisis dengan GC-MS adalah minyak hasil ekstraksi dengan menggunkan pelarut etanol dan n-heksan pada volume pelarut 600 mL dengan waktu ekstraksi selama 4 hasil analisa GC-MS minyak kacang tanah dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7 dibawah ini. Gambar 6. Kromatogram minyak kacang tanah dengan pelarut etanol. Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa analisa dengan menggunakan GasChromatoghraphy Mass Spectrometry GC-MS bertujuan untuk mengetahui senyawa yang terkandung didalam metil ester minyak dari minyak kacang dengan menggunakan GC-MS menghasilkan puncak-puncak spektra yang menunjukkan jenis senyawa yang spesifik. Suatu senyawa dikatakan mirip dengan senyawa standar apabila memiliki berat molekul yang sama, pola fragmen yangmirip, dan harga SI indeks kemiripan yang tinggi. Berdasarkan pada Gambar 6 kromatogram menunjukkan adanya 4 senyawa dalam minyak kacang tanah dan 3 diantaranya merupakan senyawa yang dominan. Dan tiga komponen senyawa yang paling dominan secara berturut-berturut dimulai dari asam palmitat, asam linoleat, dan asam oleat dengan masing-masing area sebesar 8,75%, 25,70%, dan 61,82%. Sehingga minyak kacang tanah termasuk dalam golongan palmito-linolein-olein. Gambar 7kromatogram minyak kacang tanah dengan pelarut n-heksan. Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa analisa dengan menggunakan Gas Chromatoghraphy Mass Spectrometry GC-MS bertujuan untuk mengetahui senyawa yang terkandung didalam metil ester minyak dari minyak kacang dengan 40 menggunakan GC-MS menghasilkan puncak-puncak spektra yang menunjukkan jenis senyawa yang spesifik. Suatu senyawa dikatakan mirip dengan senyawa standar apabila memiliki berat molekul yang sama, pola fragmen yang mirip, dan harga SI indeks kemiripan yang tinggi. Berdasarkan pada Gambar 7 kromatogram menunjukkan adanya 4 senyawa dalam minyak kacang tanah dan 3 diantaranya merupakan senyawa yang dominan. Dan tiga komponensenyawa yang paling dominan secara berturut-berturut dimulai dari asam palmitat, asam linoleat, dan asam oleat dengan masing-masing area sebesar 12,77%, 33,94%, dan 50,26%. Sehingga minyak kacang tanah termasuk dalam golongan palmito-linolein-olein. 4. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut 1. Volume pelarut dan lama waktu ekstraksi sangat mempengaruhi jumlahrendemen minyak yang dihasilkan, densitas, dan viskositas. Semakin besarvolume pelarut dan lama waktu ekstraksi maka jumlah rendemen minyak,densitas, dan viskositas yang didapat semakin tinggi. 2. Rendemen minyak tertinggi diperoleh dengan menggunakan pelarut n-heksan sebesar 58,29%. 3. Pelarut yang paling baik untuk memperoleh hasil minyak kacang tanahadalah n-heksan dengan nilai densitas sebesar 1,122 gr/mL, viskositassebesar 0,1029 cP, kadar air sebesar 6%, dan angka asam sebesar 2 mgNaOH/gr minyak. 5. Saran Sebaiknya penelitian selanjutnya dilakukan dengan penambahan variabel volume pelarut dan waktu untuk menghasilkan minyak kacang tanah yang lebih maksimal dan mencapai titik jenuh. Daftar pustaka Andaka, Ganjar. 2009. Optimasi Proses Ekstraksi Minyak Kacang TanahDengan Pelarut N-Heksana. JurnalTeknologi. 21 81-89. Bailey, 1950. Industrial Oil and Fat York. Bernasconi, dkk. 1995. Teknologi Kimia Bagian II. Penerjemah Paramita. Hartanti, L. 2015. Proses Pembuatan Minyak Kacang Tanah DenganVariabelPemanasan Awal dan Suhu Pengepresan Diponegoro. Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Cetakan pertama, UIpress. 41 Ketaren, S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak, Edisi UI Press. Khasrial. 2013. Proses Pembuatan Minyak Kacang Tanah Dengan MetodeEkstraksi. Lhokseumawe Universitas Malikussaleh. Manopo, dkk. 2013. Catalytic Pyrolysis Cangkang Sawit Menjadi Bio-OilMenggunakan Katalis LempungDesa Cengar. Pekanbaru FakultasTeknik, Universitas Riau. Martin, Farmasi FisikDalam Ilmu Farmasetik EdisiIII Jilid II Terjemahan UI Press Marzuki, R. 2009. Bertanam Kacang Tanah. Jakarta ID Panebar Swadaya. Mc. Cabe, L. Warren. 1987. Operasi Teknik Kimia. Erlangga JakartaPerry, dan Green, Chemical Engineers HandBook, 6 thed Mc. Graw Hill Co. International Student edition, Kogakusha, Tokyo Rohaeti, 2010. Biodegradasi Poliuretan Hasil Sintesis dari MinyakKedelai, PolioksietilenGlikol, dan Metilen-4,4’Difenildiisosianat. JurnalPenelitian Saintek. 152. Sari, Imelda Pembuatan Minyak Kacang Tanah dengan MetodeEkstraksi. Setyowati, dkk, 2013. Krim Kulit Buah Durian Durio zibethinus L. SebagaiObat Herbal Pengobatan Infeksi Jamur Candida 1Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “Yayasan Pharmasi”Semarang. Silahooy, Ch. 2010. Efek Dolomit dan Sp-36 Terhadap Bintil Akar, SerapanN dan Hasil Kacanf tanah Arachis Hypogea L. Pada Tanah 12 91-98. Soerawidjaja, dkk, dan Metode Uji Biodiesel di Departemen Teknik Kimia, ITB. Sumarno. 2001. Kromatografi Teori Dasar dan Petunjuk Fakultas FarmasiUniversitas Gajah Mada. Penganruh Cara Pengolahan Kacang Tanah ArachisHypogea L Terhadap Mutu Minyak Lemak. MajalahFarmasiIndonesia, 114 195. Susanto. 2008. Minyak Goreng. Woodroof, J. G. 1983. Peanut Butter, in Woodroof, J. G. Ed.Peanut,Production, Processing, Products,3 rd Edition, AVI. Publ. Comp., Connecticut. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this SilahooyMaluku in general and Ambon municipality in particular is a region with the lowest peanut production as compared to its national production. Cambisol is one of soil type that has good soil physical properties, but it is low in N and P contents and has an acidic reaction that inhibit the growth of peanut plants. The research was conducted in a plastic house in Halong Village, Teluk Ambon Baguala Subdistrict, from April to Juli 2012. This research used a Completely Randomized Design with two factors, factor 1 with three levels of dolomite fertilization, consisting of D0 without dolomite, D1 dolomite per pot, D2 g dolomite per pot, and factor 2 with three levels of phosphate fertilization consisting of P0 without phosphate fertilizer, P1 g SP-36 per pot and P2 SP-36 per pot. The results showed that the application of SP-36 increased the number of root nodules and yield of peanut. Response was even better if accompanied by the application of dolomite. Leaf N uptake could be enhanced by application SP-36, but it was independ from the application of dolomite. The highest peanut yield of g per pot was achieved with the fertilizer combination of D1P2 g dolomite per pot and g SP36 per potPengantar Teknologi Minyak dan Lemak, Edisi ke-3S KetarenKetaren, S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak, Edisi UI Pembuatan Minyak Kacang Tanah Dengan MetodeEkstraksiKhasrialKhasrial. 2013. Proses Pembuatan Minyak Kacang Tanah Dengan MetodeEkstraksi. Lhokseumawe Universitas Pyrolysis Cangkang Sawit Menjadi Bio-OilMenggunakan Katalis LempungDesa Cengar. Pekanbaru FakultasTeknikDkk ManopoManopo, dkk. 2013. Catalytic Pyrolysis Cangkang Sawit Menjadi Bio-OilMenggunakan Katalis LempungDesa Cengar. Pekanbaru FakultasTeknik, Universitas Farmasi FisikDalam Ilmu Farmasetik EdisiIII Jilid II Terjemahan YushnitaMartinMartin, Farmasi FisikDalam Ilmu Farmasetik EdisiIII Jilid II Terjemahan UI PressR MarzukiMarzuki, R. 2009. Bertanam Kacang Tanah. Jakarta ID Panebar Chemical Engineers HandBook, 6 thed Mc. Graw Hill CoMcL CabeWarrenR JakartaperryD W Dan GreenMc. Cabe, L. Warren. 1987. Operasi Teknik Kimia. Erlangga JakartaPerry, dan Green, Chemical Engineers HandBook, 6 thed Mc. Graw Hill Co. International Student edition, Kogakusha, TokyoBiodegradasi Poliuretan Hasil Sintesis dari MinyakKedelai, PolioksietilenGlikol, dan Metilen-4,4'DifenildiisosianatRohaetiRohaeti, 2010. Biodegradasi Poliuretan Hasil Sintesis dari MinyakKedelai, PolioksietilenGlikol, dan Metilen-4,4'Difenildiisosianat. JurnalPenelitian Saintek. 152.Pembuatan Minyak Kacang Tanah dengan MetodeEkstraksiImelda SariDianaSari, Imelda Pembuatan Minyak Kacang Tanah dengan MetodeEkstraksi.
Minyakkacang tanah mengandung 76-82 persen asam lemak tak jenuh yang terdiri dari 40-45 persen asam oleat (C17H33COOH) dan 30-45 persen asam linoleat (C17H31COOH). Analisis kadar protein dalam bahan maupun olahan hasil pertanian meliputi analisis kadar protein total yang didasarkan pada penentuan jumlah unsur N dan analisis kadar
IklanIklanFFF. Fatma15 Juni 2022 2340Jawaban terverifikasiJawaban dari soal tersebut adalah C. Bungkil. Bungkil kacang tanah adalah ampas dari industri pembuatan minyak kacang yang masih mengandung nutrien yang lengkap yang biasanya digunakan untuk pakan ternak yaitu ikan. Jadi hasil sampingan dari pengolahan minyak kacang tanah adalah bungkil, sehinggga pilihan yang tepat adalah C. Â 0Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!IklanIklanYah, akses pembahasan gratismu habisDapatkan akses pembahasan sepuasnya tanpa batas dan bebas iklan!
MinyakKacang Tanah Sabtu, 05 Desember 2015. Makanan ini adalah hasil dari fermentasi yang dilakukan oleh beberapa jenis kapang yang mirip dengan pengolahan terhadap tempe. Perbedaaannya adalah bahwa pada oncom hasil olahan dinyatakan siap diperdagangkan setelah kapang menghasilkan spora, sementara pada tempe hasil olahan diperdagangkan
Yangtermasuk teknik ini adalah menggoreng dengan minyak banyak (deep frying), shallow frying, menumis (sauteing), memanggang (baking), membakar (grilling) dan roasting. Selain itu, dalam mengolah hasil samping serealia, kacang-kacangan, dan umbi dapat menggunakan teknik pengolahan pengawetan pangan.
Dedakgandum adalah hasil samping dari perusahaan pengolahan tepung terigu. Ada dua macam dedak gandum, yaitu yang disebut "sheat pollard" dan "wheat bran". Yang biasa digunakan untuk bahan baku pakan ialah "wheat pollard" yaitu dedak dari kulit ari gandum. Bungkilkacang tanah merupakan hasil samping atau ampas yang berasal dari biji kacang yang telah diambil minyaknya dengan proses pengepresan mekanis atau ekstruksi. Pengolahan kacang tanah menjadi minyak kacang tanah atau dikenal dengan minyak sayur menghasilkan produk samping berupa bungkil kacang tanah yang masih banyak mengandung protein Kajiankajian menunjukkan kacang tanah dapat sebagai penurun tekanan darah tinggi dan juga kandungan kolestrol dalam darah, berkesan untuk melegakan penyakit hemofilia atau kecenderungan mudah berdarah, penyakit keputihan dan insomnia. nqRRxE.
  • h1ck4eo9ma.pages.dev/161
  • h1ck4eo9ma.pages.dev/239
  • h1ck4eo9ma.pages.dev/254
  • h1ck4eo9ma.pages.dev/200
  • h1ck4eo9ma.pages.dev/13
  • h1ck4eo9ma.pages.dev/233
  • h1ck4eo9ma.pages.dev/62
  • h1ck4eo9ma.pages.dev/60
  • h1ck4eo9ma.pages.dev/207
  • hasil samping dari pengolahan minyak kacang tanah adalah